Penyakit Pembesaran Prostat
Penyakit ini mengakibatkan para pria yang menderita pembesaran prostat merasa terus kebelet pipis hingga harus berkali-kali ke belakang untuk buang air kecil, kadang disertai rasa sakit, panas atau perih saat berkemih, menurunnya volume air seni hingga ancaman yang paling menakutkan bagi pria adalah hilangnya libido dan gairah seksual.
Kelenjar prostat pada pria terletak diantara tulang kemaluan
dan dubur dan mengelilingi uretra, sehingga pembesaran pada prostat akan
otomatis mengganggu saluran kencing (uretra). Sebagai kompensasi dari
tersumbatnya saluran kandung kemih akan bekerja ekstra berat untuk mengeluarkan
keluarnya air seni (nge’den) sehingga lama kelamaan akan kelelahan dan rusak.
Sehingga mengakibatkan gangguan berkemih, yang berpotensi mengakibatkan
penyakit lain yang lebih berbahaya seperti infeksi saluran kencing (ISK), gagal
ginjal hingga kanker prostat.
Penyebab Penyakit Prostat
Penyebab pembesaran prostat hingga saat ini belum diketahui
secara pasti dan hingga kini diduga sangat berhubungan dengan gejala penuaan
pada pria yang disebut dengan istilah andropause.
Jika pada wanita dikenal dengan sebutan menopause maka pada
pria gejala penuaan ini disebut dengan istilah andropause. Tanda tanda penuaan
pada pria / andropause diantaranya dengan mulai tumbuh uban, helai rambut yang menipis,
muncul kerutan di wajah, bercak kecoklatan pada kulit wajah, gigi yang mulai
goyang dan sebagainya. Dengan memburuknya pola diet makanan dan perilaku hidup kurang
sehat ditambah polusi lingkungan akan memicu kejadian andropause ini muncul
lebih awal sebelum waktunya atau disebut dengan penuaan dini.
Untungnya penurunan kadar hormon pada pria tidak terlalu
jelas berhubungan dengan tingkat kesehatannya, tidak seperti halnya wanita yang
memasuki masa menopause akan sangat rentan terhadap berbagai penyakit seperti osteoporosis,
serangan jantung hingga stroke.
Para ahli berpendapat bahwa penuaan dini berhubungan dengan
terjadinya penurunan tingkat produksi hormon laki-laki oleh testis yang diduga
sebagai penyebab utama gangguan prostat dan termasuk penyakit pembesaran
prostat. Hormon laki-laki yang dihasilkan oleh testis tersebut disebut sebagai androgen
terdiri testoteron dkk.
Faktor resiko yang disinyalir berhubungan dengan kejadian
andropause dan menyebabkan penyakit pembesaran prostat antara lain sebagai
berikut :
- Pria Usia 45 tahun keatas,
- Gaya hidup stress tingkat tinggi,
- Kurang Aktivitas olah raga
- Merokok,
- Penggemar makanan berlemak tinggi dan kurang serat,
- Obesitas,
- Riwayat kadar kolesterol dalam darah yang tinggi,
- Menderita Diabetes Mellitus,
- Konsumsi obat pemicu libido khususnya golongan hormon testoteron.
Gejala Pembesaran prostat.
Jika anda mengalami gejala dibawah ini, ditambah dengan
memiliki faktor resiko seperti diterangkan diatas, mulailah bergegas konsultasi
dengan dokter anda sebelum terlambat.
- Sering buang air kecil dan tidak sanggup menahan HIV (Hasrat ingin vipis)
- Sulit mengeluarkan atau menghentikan urin, kadang urin hanya berupa tetesan saja,
- Kandung kemih terasa penuh padahal baru saja selesai buang air kecil,
- Pancaran laju keluar urin melemah,
- Pada beberapa kasus disertai nyeri, sakit saat berkemih.
Namun penegakan diagnosa pembesaran prostat dapat dilakukan
oleh dokter dengan metoda colok dubur untuk melihat ada tidaknya benjolan
disekitar prostat.
Pencegahan dan pengobatan.
Sebenarnya
sederhana saja cukup menambahkan kata Jangan pada semua faktor resiko seperti
telah diterangkan di atas kecuali pada umur karena umur adalah pasti namun
dengan perubahan gaya dan perilaku hidup sehat gejala penuaan dini minimal
dapat diperlambat.
Dengan disiplin menambahkan kata jangan pada faktor resiko
berarti kita sungguh-sungguh ingin aktif terhindar dari faktor resiko penyakit
pembesaran prostat. Jangan stress, jangan kurang aktivitas olah raga, jangan
suka makanan berlemak tinggi dan seterusnya.......
Namun jika anda sudah melakukan modifikasi gaya hidup dan
menjauhi faktor resiko masih saja mengalami gejala pembesaran prostat, saatnya
terapi obat-obatan akan dilakukan sesuai anjuran dan resep dokter ahli hingga
kemungkinan tindakan operasi sebagai solusinya.
Obat-obatan untuk mengatasi gejala prostat sudah banyak
dipasaran namun harus menggunakan resep dokter. Dokter biasa menggunakan obat
yang bekerja menekan produksi hormon dehidrotestoteron, namun efek sampingnya
jelas juga pasti menekan libido hingga kemungkinan terjadinya disfungsi
seksual.
Pilihan untuk obat lain dari golongan alpha blocker yang
juga dikenal sebagai obat anti hipertensi dengan efek samping kemungkinan
pusing, sakit kepala, mengantuk, badan lemah hingga mual muntah. Obat ini
menekan hormon andrenalin hingga melonggarkan otot-otot yang melingkari prostat
dan mengurangi desakan pada saluran kemih.
Selain terapi dengan obat-obatan problem pembesaran prostat
dapat diatasi dengan terapi hormon yang disebut terapi sulih hormon. Namun
terapi ini harus dalam pengawasan ketat dokter karena salah dosis dan jenis
hormon dapat menimbulkan masalah sangat serius seperti kanker prostat.
Pilihan terakhir dalam mengatasi pembesaran prostat tentulah
merupakan operasi pembedahan.
Di negara seperti amerika maju operasi prostat merupakan suatu operasi yang
paling sering dilakukan pada pria berumur diatas 60 tahun.
Di negara belahan asia berkembang berbagai terapi
komplementer yang berperan sebagai suporting terapi yang sudah ada. Namun
terapi apapun yang anda pilih sebaiknya berkonsultasilah kepada ahlinya.
Demikian share kali ini mengenai penyakit pembesaran prostat
yang sangat perlu diketahui bersama khususnya buat anda yang akan memasuki usia
45 tahun, karena faktor usia ditambah dengan pola hidup kurang sehat, merokok,
kolesterol tinggi, doyan makan berlemak merupakan hal bisa menempatkan seorang
pria rentan terhadap pembesaran prostat.
Semoga dengan mengetahui informasi penyakit pembesaran
prostat ini kita dapat terhindar dengan menjauhi faktor resiko yang dapat
memicu penyakit ini.