Skip to main content

Jenis Jenis Hepatitis



Penyakit Hepatitis

Hepatitis merupakan suatu penyakit peradangan hati/liver/hepar yang disebabkan oleh virus hepatitis dan juga dapat dipicu oleh sebab non virus seperti konsumsi berlebih alkohol, miras, keracunan kimia dari obat dan bahan lain yang masuk melalui saluran pencernaan.

Berdasarkan data laporan kasus hepatitis tercatat lebih banyak terjadi karena disebabkan infeksi oleh sejenis virus yang disebut virus hepatitis.

Virus hepatitis terus berkembang, berevolusi dan berubah struktur dan jenisnya.

Hingga saat ini digolongkan sesuai abjad Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D dan Hepatitis E dan seterusnya.

Berikut informasi untuk menambah pengetahuan kita tentang Hepatitis khususnya yang disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis :

 

1. Hepatitis A.

Hepatitis A adalah suatu infeksi hati oleh virus Hepatitis A atau sering di sebut HAV (Hepatitis A Virus). Menurut Prof. Health Kelly dkk, dalam bukunya tentang 73 Penyakit yang penting diketahui, Virus Hepatitis A memiliki masa inkubasi sekitar 15 – 50 hari atau rata-rata selama 28-30 hari.

Gejala Umum

Seperti gejala infeksi pada umumnya adalah demam akut, badan lemah, lesu, muntah-muntah, pusing dan perut mulas.

Gejala tersebut akan berlanjut dengan urin yang menjadi keruh kecoklatan dalam beberapa hari, tubuh mulai menguning khususnya pada daerah kuku dan pupil mata. Untungnya serangan berat hepatitis A jarang sekali terjadi dan sering terjadi pada bayi dan anak-anak.

Diagnosa Hepatitis A

Diagnosa HAV dilakukan dengan tes darah untuk melihat adanya antibodi IgM anti H-AV sebagai tanda adanya Infeksi Hepatitis A. Anti bodi IgM anti H-AV biasanya muncul ditemukan dalam kurun waktu 2-4 bulan setelah infeksi. 
Jika dalam tes darah juga ditemukan antibodi IgG berarti pasien tersebut sudah ada riwayat infeksi sebelumnya.
Pada fase akut kadar transaminase biasanya meningkat sebagai tanda penurunan fungsi hati/liver meski tidak sampai menimbulkan gagal hati.

Pola penyebaran dan penularan Hepatitis A.

Beberapa ahli menyimpulkan sebagian besar kasus infeksi HAV terjadi pada masa kanak-kanak, terutama di negara berkembang dengan tingkat sanitasi dan hygiene lingkungan yang rendah. Banyak kasus dilaporkan pasien mengalami infeksi HAV adalah traveler atau pelancong yang mengunjungi daerah endemis, pecandu obat-obatan dan akibat berhubungan badan dengan penderita Hepatitis A.

Selain itu penyebaran Virus Hepatitis A dilaporkan dapat terjadi melalui jalur feses-oral yakni makanan yang tercemar oleh feses penderita HAV, seperti sayuran, salad, air minum serta berbagai jenis kerang yang hidup di air keruh dan terkontaminasi HAV dapat tumbuh menjadi inang bagi virus ini.

Cara Pengobatan Hepatitis A.

Hepatitis A dapat menginfeksi setiap orang yang rentan namun kekebalan akan diperoleh dan bertahan seumur hidup ketika penyakit hepatitis A dapat disembuhkan.

Umumnya pengobatan hepatitis A diberikan terapi supporting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi HAV.

Pasien disarankan beristirahat sejak gejala pertama muncul hingga sakit kuningnya hilang.
Semua peralatan makan, minum, sikat gigi dan perlengkapan pribadi harus dihindarkan agar tidak digunakan orang lain.

Vaksin IgG 0.02 ml/kg bb diberikan kepada petugas yang merawat pasien baik di rumah atau rumah sakit.

Pencegahan

  • Pemberian Vaksin Hepatitis A perlu diberikan pada anak usia 2 thn atau lebih,
  • Pemberian Vaksin Hepatitis A juga perlu dipertimbangkan pada kelompok yang resiko tinggi rentan terhadap infeksi virus hepatitis A seperti petugas kesehatan dan para traveler dengan rute wilayah yg endemis.

 

2. Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit infeksi hepar/liver/hati yang disebabkan oleh Hepatitis B virus (HBV).

Para ahli melaporkan bahwa kurang dari 10% kasus infeksi hepatitis B pada anak dan 30% – 50% pada kasus penderita hepatitis B dewasa dapat menjadi kronis dan berakibat fatal berkembang menjadi sirosis hati / kanker hati.

Gejala Hepatitis B

Virus Hepatitis B adalah penyebab utama dari kerusakan hati, penyakit liver, kanker hati dan keracunan darah. Diperkirakan ada 2 miliar orang diseluruh dunia terinfeksi HBV, 350 jt diantaranya beranjak kronis meski tanpa gejala, dan sudah lebih dari 1 jt orang telah meninggal karena Hepatitis B serta muncul 4jt kasus baru setiap tahunnya.

Gejala awal dari Hepatitis B dapat ditandai dengan :
  • Berkurangnya nafsu makan, demam, perut mules, pusing-pusing hingga mual muntah.
  • Muncul ruam di kulit disertai nyeri pada persendian,
  • Urin berubah warna menjadi keruh, kecoklatan,
  • Tubuh menjadi berwarna kuning terutama di daerah kuku dan pupil mata

Diagnosis Hepatitis B

Hepatitis B dapat ditegakkan dengan pemeriksaan serologi darah untuk mendeteksi HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) atau ada DNA HBV dalam serum.

Penularan Hepatitis B

Sejumlah pakar melaporkan bahwa virus hepatitis B (HBV) dapat ditularkan melalui :
  1. Perilaku seks bebas, sering berganti2 pasangan intim,
  2. Kontak cairan tubuh melalui hubungan intim, donor darah dan cairan ketuban serta air susu ibu ke anaknya,
  3. Kecanduan obat2an terutama yang menggunakan jarum suntik,
  4. Petugas medis yang bersentuhan dan terlibat dlm perawatan pasien Hepatitis,
  5. Kontak dengan Bor gigi, sikat gigi, pisau cukur penderita HBV.

Pengobatan Hepatitis B

Pada prisnsipnya serangan virus dapat di tangkal dengan stamina dan daya tahan tubuh yang bagus, dan tubuh dapat menciptakan anti bodi setelah rangkaian gejala awal atau fase akut namun pasien ini akan menjadi carier yang berpotensi menularkan virus hepatitis B melalui cairan tubuh dan darahnya.

Pengobatan dilakukan secara supporting untuk menaikkan imunitas dan membantu tubuh membentuk anti bodi.

Perhatian juga perlu diberikan pada petugas medis serta keluarga yang merawat pasien hepatitis dengan Vaksin Hepatitis B.

Pencegahan Hepatitis B

Sekali lagi pencegahan selalu lebih baik dari mengobati, apalagi pada penyakit infeksi virus karena hingga saat ini obat-obatan anti virus masih sangat jarang dan relatif mahal.
Pemberian Vaksin Hepatitis B diberikan pada bayi pada usia 1 minggu setelah kelahiran, kemudian di ulang lagi pada usia 2, 4 dan 12 bln.
Pada anak yang belum diberikan vaksin dapat diberikan hingga usia 13 tahun dengan dosis 2 x dosis pada bayi.

 

3. Hepatitis C

Hepatitis C adalah hepatitis yang disebabkan oleh infeksi HCV (Hepatitis C Virus). Hepatitis C Virus merupakan Virus RNA yang masih kerabat dekat dengan flavivirus. Seperti diketahu bahwa virus bukanlah organisme hidup, melainkan sekelompok struktur protein (DNA dan RNA) yang mampu merusak sel tubuh yang diinfeksi.

Diagnosa Hepatitis C

Infeksi Hepatitis C nyaris tidak menimbulkan gejala (asymptomatis disease) sehingga sangat sulit di diagnosa apakah seseorang terinfeksi HCV atau tidak. Serangan virus seringnya muncul sebagai gangguan umum seperti sakit kepala, pusing, lemah, lesu hingga mual.
Penegakan infeksi virus bisa dilakukan dengan pemeriksaan laborat terhadap perkembangan kadar serum alanin aminotransferase (ALT). Kemudian dilanjutkan dengan kombinasi tes antibodi HCV dan PCR untuk mengkonfirmasi positif tidaknya infeksi oleh Virus jenis Hepatitis C.

Penularan Hepatitis C

Hepatitis C umumnya ditularkan melalui kontak cairan tubuh seperti darah, jarum suntik, peralatan tato yg kurang disterilisasi hingga alat bor gigi. Kontak cairan tubuh lain dapat terjadi melalui hubungan seks apalagi dalam keadaan pasca menstruasi yang kurang bersih. Penularan secara vertikal dari ibu ke janin biasanya terjadi melalui placenta namun tidak pernah dilaporkan penularan melalui ASI.

Namun untungnya virus hepatitis dapat menginfeksi seseorang dalam keadaan kurang fit dan stamina tubuh yang kurang baik.

Pengobatan Hepatitis C

Berita baiknya Hepatitis C sudah bisa disembuhkan dengan terapi kombinasi obat alpha interferon dan ribavirin atau kombinasi pegylated interferon dan ribavirin. Namun semua pasien yang positif terinfeksi HCV harus dirujuk ke dokter ahli hepatolog. Pengobatan hepatitis C perlu dilakukan secara kontinyu dan intensif serta tidak jarang harus dilakukan pengulangan cek lab untuk mengecek aktivitas virus ini.

 

4. Hepatitis D          

Virus hepatitis D merupakan virus yang terdiri atas mantel virus hepatitis B namun dengan antigen internal yang berbeda yaitu antigen Delta.

Gejala Hepatitis D

Sekilas gejala yang ditunjukkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV) tampak seperti infeksi hepatitis B, namun lebih berat. Kadang infeksi juga memang terjadi secara bersama dengan infeksi HBV dan di sebut sebagai ko-infeksi.

Diagnosa Hepatitis D

Diagnosa Hepatitis D dapat dilakukan dengan pengecekan serologi di lab untuk mendeteksi :
-        Antibodi Total terhadap HDV (Anti-HDV). Jika ditemukan IgM HDV positif artinya virus aktif berkembang biak dan menyerang,
-        RNA HDV melalui pengetesan PCR untuk mengukur kadar viremia HDV

Penularan Hepatitis D

Hepatitis D biasa ditemukan didaerah endemis hepatitis B dan ditularkan melalui kontak cairan tubuh seperti darah, hubungan seks, transfusi darah, pemakaian jarum suntik yg tidak steril dan peralatan yang digunakan secara bersama sama.
Kabar baiknya belum pernah dilaporkan penularan secara vertikal melalui ibu ke janin atau anaknya.

Pengobatan Hepatitis D

Pengobatan Hepatitis D sama seperti pengobatan hepatitis B karena jika selimut virus hepatitis B nya di lemahkan maka antigen delta yang spesifik pada hepatitis D menjadi tidak bersifat patogen dan menjadi tidak aktif.
Penggunaan alpha interferon terbukti efekti mengurangi laju serangan HDV.

 

5. Hepatitis E

Hepatitis E adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Gejala yang ditimbulkan sangat mirip dengan hepatitis A. Laporan kasus hepatitis E menyerang pada usia remaja hingga dewasa 15 – 40 tahun dan wanita hamil. Pada wanita hamil dengan usia kehamilan 6 ke atas, infeksi HEV dapat mengakibatkan angka kematian hingga mencapai 20% kasus.

Hepatitis E tergolong penyakit yang muncul secara sporadis dan endemik. Laporan pernah muncul di India, beberapa wilayah eks Soviet, Afrika, Meksiko hingga beberapa negara di asia. Diperkirakan selain menyebar melalui penularan dari orang yang terinfeksi, beberapa hewan seperti tikus dan hewan Primata dapat menjadi sumber virus Hepatitis E.

Diagnosis Hepatitis E

HEV dapat dideteksi dengan pemeriksaan feses dengan menggunakan mikroskop elektron dan pada fase akut dapat dideteksi dengan pemeriksaan serologi di laboratorium.

Penularan Hepatitis E

Virus Hepatitis E (HEV) ditularkan melalui rute feses – oral, yaitu melalui air yang terkontaminasi HEV kemudian masuk ke makanan atau minuman. Beberapa hewan pengerat dan primata juga disinyalir merupakan jalur lain dari penyebaran virus hepatitis E. Virus Hepatitis E dalam penelitian masih aktif dalam feses atau kotoran hewan yang terinfeksi hingga 14 hari kemudian.

Pencegahan Hepatitis E.

Karena jalur penularannya adalah rute feses – oral maka menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting untuk memperkecil resiko infeksi HEV. Budaya hidup sehat, mencuci tangan dengan sabun, memakan makanan dan minuman yang sdh dimasak secara sempurna perlu terus disosialisasikan dan digalakkan.

Pengobatan Hepatitis E

Belum ditemukan vaksin yang terbukti efektif untuk pengobatan hepatitis E.
Terapi supporting untuk meningkatkan imunitas dan kekebalan tubuh perlu diberikan disamping mengembalikan cairan tubuh dan mencegah dehidrasi. Pengobatan Hepatitis perlu dilakukan intensif di rumah sakit dengan istirahat total, dengan monitoring dari ahli hepatolog.

Demikian share kali ini mengenai hepatitis karena infeksi virus A hingga E, semoga bermanfaat.

Popular posts from this blog

Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)

PPOM adalah suatu penyakit Pernafasan yang disebabkan adanya penyumbatan menetap pada saluran nafas oleh emfisema atau bronkhitis kronis .  American Colledge of Chest Physicians mendefinisikan PPOM sebagai sekelompok penyakit paru-paru dengan asal yang tidak jelas ditandai dengan perlambatan aliran udara yang bersifat menetap. Penyebab PPOM Penyebab PPOM paling sering dilaporkan adalah emfisema dan bronkhitis kronis . Emfisema adalah pelebaran pada kantung udara kecil di paru-paru (alveoli) yang disertai dengan kerusakan pada dinding alveoli.  Dalam kondisi normal, sekumpulan alveoli berhubungan dengan saluran nafas kecil (Bronkioli) membentuk struktur yang kuat dan menjaga saluran nafas tetap terbuka.  Pada emfisema dinding alveoli mengalami kerusakan sehingga broncioli menjadi kehilangan struktur penyangganya. Saat udara dihembuskan keluar, broncioli akan seolah mengkerut dan ini bersifat permanen. Bronkhitis kronis adalah penyakit ba...

Penyakit Jantung dan Pengobatannya

Struktur Anatomi Jantung Jantung adalah pusat sirkulasi darah dalam tubuh manusia. Jantung merupakan organ vital yang tersusun dari otot, kira – kira beratnya 300 gram, berbentuk kerucut terbalik, memiliki empat rongga, 2 atrium dan 2 ventrikel yang dipisahkan oleh dinding otot yang disebut septum terletak dada kiri dengan posisi yang sedikit miring ke kiri dan dilindungi oleh tulang rusuk. Jantung memompa darah ke seluruh tubuh dengan cara berkontraksi secara bergantian antara rongga atrium dan rongga ventrikel. Kontraksi otot jantung dikendalikan secara otonom (dibawah sadar) oleh sekelompok jaringan khusus yang disebut nodus sinotrialis. Nodus sinotrialis terletak di serambi kanan. Nodus ini menghasilkan semacam impuls listrik yang membuat otot jantung dapat berkontraksi pada atrium dan ventrikelnya. Jantung merupakan organ tubuh yang luar biasa, pada kondisi normal santai dapat berdenyut 60 – 70 kali permenit, 3600 kali dalam 1 jam atau 86.400 kali dalam 1 hari atau...